Selasa, 08 Mei 2012

Mahasiswa IAIN Ar-Raniry Unjuk Rasa Tolak Pemberlakuan Operasi Militer Terbatas

BANDA ACEH (Waspada): Ratusan mahasiswa IAIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh melakukan unjuk rasa damai, Kamis (12/4) di halaman Kantor Gubernur Aceh. Keluarga besar Mahasiswa IAIN tersebut menyatakan menolak penerapan operasi militer di Aceh.

Kedatangan ratusan mahasiswa yang berkumpul di teras depan kantor Setda Aceh sekitar pukul 10:30 itu, sambil meneriakkan yel, yel, tolak militer. Demonstran membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan penolakan mereka terhadap rencana penerapan operasi militer terbatas di Aceh.

Secara bergantian para demonstran menyampaikan orasi mereka yang diselingi dengan te-puk tangan dan suara tabuhan drum."Dulu Abdullah Puteh mengatakan akan menyelesaikan masalh Aceh, tapi sekarang TNI/Polri hadir di tanah rencong," kata Ainun Mardhiah berapi-api dalam orasinya yang disambut tepuk tangan para pengunjuk rasa
.
Para pengunjuk rasa juga meminta Gubernur Ir. H Abdul-lah Puteh untuk turun menjumpai mereka.Berdasarkan negoi-sasi para mahasiswa, gubernur bersediah untuk turun, namun gubernur meminta lima orang untuk mendampinginya.

Sementara penyampaian orasi yang di lakukan secara ber-gantian mendadak berhenti, ke-tika satu truk aparat memasuki halaman kantor tersebut. Aparat yang turun langsung memakai atribut pengaman, tapi kemu-dian mereka berjalan ke arah belakang kantor itu. Hanya dua orang Polri yang kelihatan ber-ada di pintu teras depan kantor yang berhadapan dengan para perngunjuk rasa.

Usai menjumpai gubernur, Taufik, salah seorang utusan pe-ngunjuk rasa, kepada pers me-ngatakan, pihaknya menyam-paikan permintaan mahasiswa agar gubernur menolak rencana penerapan operasi militer terba-tas di Aceh. Juga mendesak gu-bernur untuk menandatangani-nya, hitam di atas putih.

Menurut Taufik secara priba-di memeng gubernur mengata-kan menolak operasi militer di Aceh, namun menurut gubernur itu adalah wewenang pusat. "Ka-mi meminta Gubernur untuk membuat surat dan menan-datanganinya tentang penolakan operasi militer itu. Tampaknya Gubernur serius menanggapi hal itu, besok mungkin akan keluar surat itu," tambah Taufik.

Tentang penolakan Guber-nur untuk menjumpai demon-stran, kata Taufik, Abdullah Pu-teh mengatakan hanya kese-pakatan menerima perwakilan saja dan menyebutkan ketersing-gunganya terhadap demonstran yang mengeluarkan kata-kata melecehkan.

Disela-sela penyampaian ora-si, seorang demonstran sempat membuat grafik di dinding kan-tor gubernur. Menggunakan cat pylox warna hitam menulisakan kata-kata tolak militer, semen-tara satu bagian dinding lagi ti-dak jadi di lanjutkan.Walaupun telah sempat tertulis, seorang mahasiswa lainnya meminta un-tuk tidak dilanjutkan tulisan ter-sebut. Kemudian kalimat ter-sebut ditimpa lagi dengan cat se-hingga tidak terbaca lagi.

Tepat pukul 12.00 siang para pengunjuk rasa meninggalkan halaman gedung Setda Aceh itu setelah menbacakan peryataan sikap keluarga besar mahasiswa IAIN Ar-Raniry tentang operasi militer terbatas. Koordinator pengunjuk rasa menyampaikan apabila janji gubernur tersebut tidak di penuhinya, Minggu de-pan mereka akan datangi lagi kantor gubernur dalam jumlah yang lebih banyak.

Sementara itu, Direktur Ek-sekutif Pusat Pengkajian Aceh Strategis(P2AS), Tarmizi SH di tempat terpisah kepada Waspa-da mengatakan, gubernur Abdul-lah Puteh harus membuktikan keseriusannya menangani Aceh,". Ia harus secara tegas me-nolak pemberlakuan darurat mi-liter terbatas, karena dampak dari pemberlakuan itu berakibat kembalinya trauma masa lalu bagi rakyat," tegasnya. (b27)

=====
Puteh Sarong
Conventry
CV4 7AL
United Kingdom
Fax: +44/0 24 765242250
http://www.geocities.com/universityofwarwick/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar