Sabtu, 31 Desember 2011

Konflik Pilkada Buat Rakyat Terjebak

Tuesday, 05 July 2011 15:31
Warta, WASPADA ONLINE

BANDA ACEH - Konflik politik pilkada akhir-akhir ini ditengarai akan membuka celah publik pada posisi bimbang untuk menentukan pilihannya. Selain karena terjadinya kontradiksi antara harapan rakyat yang menghendaki pilkada berjalan damai, ruang konflik politik terkait regulasi pilkada juga melahirkan sikap pemilih yang mengambang dan cenderung apatis.

Analisis dosen ilmu politik Universitas Malikussaleh, Taufik Abdullah, mengatakan ekses konflik regulasi pilkada telah membentuk opini publik terhadap kemungkinan lain menentukan pilihan mereka kepada kandidat tertentu. Bahkan, kondisi tersebut juga membawa pada adanya satu situasi akan mempengaruhi image kandidat yang terlibat dalam pusaran konflik.

“Kondisi ini bisa berdampak pada pemilih tidak rasional lagi melihat sosok pemimpin yang akan mereka pilih. Ini bisa terjadi di berbagai tingkatan pemilih, termasuk pemilih pemula,” kata mageister jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia itu, tadi sore.

Menurut Taufik, tidak hanya itu, konflik politik pilkada juga membuat rakyat terjebak pada keraguan dan tidak berani menentukan pilihannya. Sebab, yang diinginkan rakyat adalah kedamaian dan tidak ingin terjebak dalam konflik. Namun agak disesalkan, saat ini masih ada masyarakat yang memilih hanya karena faktor figur dan pencitraan.

Sementara itu, hasil survei menempatkan Wakil Gubernur Banda Aceh, Muhammad Nazar, sebagai calon gubernur yang mempunyai tingkat elektabilitas paling tinggi dibandingkan empat kandidat gubernur lainnya yang disurvei. “Dari hasil survei yang kita lakukan, Nazar merupakan figur yang paling banyak dipilih responden,” kata Direktur ORI, Maimun Lukman.

Menurutnya, survei ORI melibatkan 12.755 responden yang tersebar di 23 kabupaten dan kota. Setiap daerah melibatkan sekitar 555 responden. Responden terdiri atas pengusaha, pejabat di kabupaten hingga kecamatan, tokoh masyarakat, pegawai negeri sipil, tentara, polisi, perangkat desa, pemuda, aktivis LSM, buruh, nelayan, dan petani.

Editor: SUWANDI
(dat05/serambi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar